Sabtu, 20 Desember 2008

Tulisan Pertamaku

Global warming
ada solusi tiga detik untuk mencegah dampak negatif dari global warming.
cukup tiga detik menggunakan kendaraan di areal sekolahmu. dijamin, setiaphari kamu akan dapat kesejukan karena CO2 di atmosfer sekolahmu habis terserap,, dengan catatan, sekolahmu mu punya banyak pohon besar, minimalnya 15 lah.. hehe. alasannya, 1 pohon besar selama hidupnya cuma bisa nyerap 0,054 kg CO2.

Dari data tersebut, penulis melakukan observasi di lingkungan SMA Negeri 1 Subang. Jumlah pohon besar di SMA Negeri 1 Subang yang masuk ke dalam kategori mampu menyerap 0,054 kg CO2 perhari ada 29 pohon. Penulis ingatkan kembali, semakin tebal CO2 di atmosfer, akan meningkatkan efek rumah kaca, dan di antara efek rumah kaca yang paling mengerikan adalah tenggelamnya pulau. Penulis mencoba menghitung ketebalan CO2 yang ada di atmosfer SMA Negeri 1 Subang perharinya dengan mengkalkulasi jumlah gas buangan CO2 dari kendaraan yang ada di lingkungan SMA Negeri 1 Subang.

Perlu untuk diketahui bersama, dalam 24 Jam (1440 menit/86400 detik), 1 kendaraan yang 1 liternya menempuh 13 km mengeluarkan 30 kg CO2. Di SMA Negeri 1 Subang, dari hari Senin sampai Sabtu, rata-rata ada 193 kendaraan (kendaraan siswa sebanyak 174 dan kendaraan guru sebanyak 19). Sementara untuk hari Minggu, rata-rata ada 13 kendaraan (kendaraan siswa sebanyak 10 dan kendaraan guru sebanyak 3). Jika penggunaan tiap kendaraan di lingkungan SMA Negeri 1 Subang diasumsikan selama 3 menit ( hanya di lingkungan SMA Negeri 1 Subang saja ) , artinya kadar CO2 yang disumbangkan per kendaraan di lingkungan SMA Negeri 1 Subang sebesar Delapan menit dibagi Seribu Empat Ratus Empat Puluh menit dan dikali Tiga Puluh Kilogram, sama dengan ((3 / 1440) X 30) = 0,06 kg CO2 per kendaraan per harinya.

Hari Senin sampai dengan Sabtu, ada 193 kendaraan di lingkungan SMA Negeri 1 Subang, artinya ada (193 X 0,06) = 11,58 kg CO2 yang disumbangkan ke atmosfer SMA Negeri 1 Subang. Sementara untuk hari Minggu, ada 13 kendaraan, berarti pula ada (13 X 0,06) = 0,78 kg CO2 yang disumbangkan ke atmosfer SMA Negeri 1 Subang pada hari itu.

Daya serap perhari dari 29 pohon besar yang ada di SMA Negeri 1 Subang adalah sebesar (29 X 0,054) = 1,57 kg CO2 saja. Kalaupun ditambah dengan jumlah pohon-pohon kecil yang ada di SMA Negeri 1 Subang, dipastikan tidak akan lebih dari 2 kg CO2 yang terserap setiap harinya di atmosfer SMA Negeri1 Subang.

Dari data sementara ini, kita dapat mengetahui bahwa dalam 7 (tujuh) hari, ada ((6 X 11,58) + (1 X 0,78) – (1,57 X 7)) = (70,26 – 10,99) = 59,27 kg CO2 atau dalam satu tahun, ada (365 X 59,27) = 21.635,55 kg CO2 di atmosfer SMA Negeri 1 Subang.

Apakah ini berarti SMA Negeri 1 Subang juga termasuk ke dalam pemicu global warming?

Jika diteliti lebih detail lagi, dalam satu tahun kalender pendidikan SMA Negeri 1 Subang, ada 36 hari libur (minus hari minggu). Selama 36 hari itu, peran 29 pohon besar di lingkungan SMA Negeri 1 Subang dalam menyerap CO2 dapat maksimal. Jika dihitung, 36 X 29 X 0,054 = 36 X 1,57 = 56,52 kg CO2. Praktis, dalam 365 hari (satu tahun), di atmosfer SMA Negeri 1 Subang ada (21.635,55 – 56,52) = 21.579,03 kg CO2. SMA Negeri 1 Subang benar-benar menjadi aktor pendukung pemanasan global.

Solusi yang dapat dilakukan saat ini adalah, dengan menahan jumlah CO2 yang dikeluarkan dari kendaraan yang berada di SMA Negeri 1 Subang. Misalnya, ada tata tertib agar mematikan mesin kendaraan saat memasuki gerbang SMA Negeri 1 Subang, sehingga kalaupun ada CO2 yang terbuang di lingkungan SMA Negeri 1 Subang, cukup 3 detik saja dan hanya akan ada (3 / 86400 X 30 ) = 0,001 kg CO2 yang dikeluarkan dari setiap kendaraannya. Jika tata tertib ini dilaksanakan, maka lingkungan SMA Negeri 1 Subang akan sejuk, karena ke-29 pohon besar yang ada akan menyerap seluruh CO2 yang ada di atmosfer SMA Negeri 1 Subang. Hanya tiga detik waktu maksimal untuk menghidupkan kendaraan di SMA Negeri 1 Subang, di atas kertas memang mampu menjadi solusi dari fenomena pemanasan global.
(UL)